Pengertian Inflasi
Inflasi adalah kondisi di mana jumlah uang yang beredar melebihi kebutuhan uang dalam peredaran barang, yang menyebabkan penurunan nilai mata uang dan kenaikan harga. Inflasi adalah fenomena ekonomi yang khas terjadi dalam sistem peredaran uang kertas.
Penyebab Inflasi
Uang kertas adalah simbol mata uang yang tidak memiliki nilai intrinsik, hanya berfungsi sebagai pengganti mata uang logam. Jumlah uang kertas yang beredar seharusnya disesuaikan dengan kebutuhan peredaran mata uang logam. Ketika jumlah uang kertas melebihi kebutuhan, maka mata uang akan terdepresiasi, dan harga barang akan naik, yang merupakan penyebab langsung inflasi.
Ciri-ciri Inflasi
1) Nilai mata uang kertas menurun drastis akibat beredarnya uang secara berlebihan. Ketika kebutuhan mata uang logam tetap, semakin banyak uang kertas yang beredar, semakin besar tingkat depresiasi mata uang kertas. Rumus untuk menghitung tingkat depresiasi mata uang adalah:
Depresiasi Mata Uang (%) = (1 - Jumlah Mata Uang Logam yang Dibutuhkan / Jumlah Uang Kertas yang Beredar) × 100%
2) Kenaikan harga yang terjadi akibat depresiasi mata uang. Semakin tinggi tingkat depresiasi, semakin tinggi pula tingkat kenaikan harga. Rumus untuk menghitung kenaikan harga adalah:
Kenaikan Harga (%) = (Jumlah Uang Kertas yang Beredar / Jumlah Mata Uang Logam yang Dibutuhkan - 1) × 100%
Jenis-jenis Inflasi
1) Inflasi Permintaan (Demand-Pull Inflation)
Inflasi ini terjadi ketika permintaan agregat meningkat lebih dari penawaran barang yang ada, sehingga harga meningkat. Penyebabnya adalah peningkatan konsumsi dan investasi yang membuat pasokan uang melebihi ketersediaan barang.
2) Inflasi Biaya (Cost-Push Inflation)
Inflasi ini terjadi akibat kenaikan biaya produksi, seperti peningkatan biaya material atau kenaikan upah yang melebihi produktivitas tenaga kerja, yang menyebabkan harga barang meningkat.
3) Inflasi Struktural
Inflasi ini disebabkan oleh ketidakseimbangan struktural dalam perekonomian, biasanya terjadi di negara berkembang. Misalnya, permintaan tinggi pada sektor tertentu atau produk kunci yang sulit dipenuhi akan mendorong kenaikan harga secara keseluruhan.
4) Inflasi Impor
Inflasi ini terjadi ketika harga barang impor naik, yang berdampak pada kenaikan harga barang dalam negeri, terutama melalui perdagangan internasional.
5) Inflasi Tertahan (Suppressed Inflation)
Inflasi ini muncul saat pemerintah berupaya mengendalikan harga dan mengatur pasokan barang, namun sebenarnya terjadi inflasi tersembunyi akibat ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan.
Dampak Inflasi
1) Dampak terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Inflasi dapat merusak sinyal harga, yang menyebabkan produsen salah dalam mengambil keputusan produksi, sehingga ekonomi tumbuh tidak stabil dan cenderung berisiko menimbulkan penurunan produksi.
2) Dampak terhadap Distribusi Pendapatan
Depresiasi mata uang akibat inflasi mengakibatkan penurunan daya beli, terutama bagi masyarakat berpendapatan rendah, yang meningkatkan ketimpangan dan risiko ketidakstabilan sosial.
3) Dampak terhadap Hubungan Ekonomi Luar Negeri
Inflasi menurunkan daya saing produk ekspor dan dapat menyebabkan keluarnya cadangan devisa, yang berdampak pada depresiasi nilai tukar.
Kebijakan Penanggulangan Inflasi
Di negara-negara Barat, kebijakan utama untuk menekan inflasi meliputi kebijakan deflasi dan kebijakan pendapatan. Kebijakan deflasi dilakukan dengan mengurangi jumlah uang kertas yang beredar melalui:
- Penambahan pajak.
- Peningkatan suku bunga diskonto dan pembatasan total kredit.
Kebijakan pendapatan dilakukan melalui pembatasan kenaikan upah dan harga dengan langkah-langkah seperti:
- Menetapkan pedoman harga.
- Mendorong harga rendah melalui insentif pajak.
- Kontrol ketat terhadap upah dan harga.
Namun, di negara kapitalis, langkah ini biasanya lebih bertujuan untuk mengatur inflasi daripada benar-benar menghilangkannya, yang justru dapat memperburuk inflasi dalam jangka panjang.
Komentar Pengguna
Belum ada komentar
Tulis Komentar