Pengaruh Faktor Politik terhadap Nilai Tukar
Faktor politik memiliki pengaruh yang jelas terhadap nilai tukar mata uang. Beberapa faktor politik yang memengaruhi nilai tukar meliputi perubahan pemerintahan, kudeta atau perang, skandal pemerintah, atau pengunduran diri pejabat. Sejak Presiden ke-45 Amerika Serikat, Donald Trump, mulai menjabat, berbagai faktor politik telah memiliki dampak langsung dan sering terhadap nilai tukar dolar AS.
1. Perubahan Pemerintahan dan Pengaruhnya terhadap Nilai Tukar
Secara umum, ketika terjadi perubahan pemerintahan di suatu negara, pemerintahan baru mungkin akan mengganti mata uang negara tersebut, yang dapat menyebabkan mata uang tersebut terdepresiasi secara drastis bahkan bisa menjadi tidak bernilai. Selain itu, apabila terjadi kudeta atau perang, ketidakstabilan situasi politik akan menyebabkan mata uang negara tersebut menjadi tidak stabil dan cenderung turun.
2. Skandal Pemerintah dan Pengaruhnya terhadap Nilai Tukar
Skandal pemerintah atau pengunduran diri pejabat juga merupakan faktor penting yang dapat memengaruhi nilai tukar suatu mata uang. Sebagai contoh, skandal "Russian Collusion" di Amerika Serikat memberikan dampak signifikan terhadap pergerakan nilai tukar dolar AS.
3. Pengaruh Amerika Serikat dalam Ketidakstabilan Politik
Dari perspektif keamanan kapital, Amerika Serikat sebagai negara dengan kekuatan militer dan ekonomi terbesar di dunia sering kali bertindak sebagai "pelabuhan yang aman" setelah terjadinya ketidakstabilan politik di negara lain. Ini biasanya menyebabkan dolar AS menguat sebagai tempat berlindung. Peristiwa politik yang tidak terduga sering kali mengejutkan para peserta pasar valuta asing, yang mengakibatkan harga spot di pasar forex berfluktuasi tajam.
4. Contoh Kasus: Peristiwa "8.19" di Uni Soviet
Contoh yang relevan dapat ditemukan pada tahun 1991, ketika dolar AS melemah terhadap hampir semua mata uang utama dunia. Namun, peristiwa "8.19" di Uni Soviet menyebabkan pergerakan pasar yang luar biasa. Setelah kegagalan peristiwa tersebut, pergerakan pasar kembali stabil dan dolar AS melanjutkan pelemahannya hingga Januari 1992.
5. Reaksi Pasar terhadap Peristiwa Politik yang Tak Terduga
Sebelum peristiwa "8.19" terjadi, pasar sudah mendengar kabar ketidakstabilan politik di Uni Soviet. Pada tanggal 19 Agustus 1991, ketika peristiwa tersebut terjadi, pasar segera bereaksi dengan peningkatan permintaan untuk dolar AS. Sebagai contoh, nilai tukar poundsterling terhadap dolar AS turun tajam dalam beberapa menit, dari 1.6633 USD per GBP menjadi 1.6130 USD, turun sebesar 3,1%. Namun, setelah peristiwa itu gagal, investor segera menjual dolar, menyebabkan poundsterling menguat kembali, dengan kenaikan 3,4% dalam waktu singkat.
6. Penurunan Harga setelah Kejadian Politik
Contoh tersebut menunjukkan bahwa meskipun ada fluktuasi harga jangka pendek yang disebabkan oleh kejadian politik mendadak, nilai tukar pada akhirnya akan bergerak sesuai dengan harga keseimbangan jangka panjangnya. Pasar biasanya menyesuaikan diri setelah kejadian politik dan kembali ke tren yang lebih stabil dan prediktif.
Komentar Pengguna
Belum ada komentar
Tulis Komentar